Rekor Suhu Tertinggi di Death Valley, California: 56,7°C

suhu tertinggi di death valley

Jika kamu pernah mendengar tentang tempat yang sangat panas di Bumi, Death Valley di California pasti salah satunya. Terletak di Lembah Mojave, Death Valley dikenal sebagai salah satu tempat paling panas di dunia, dan mencatatkan rekor suhu tertinggi yang pernah tercatat di Amerika Serikat: 56,7°C (134°F). Suhu ekstrem ini tercatat pada 10 Juli 1913 di stasiun pengamatan Furnace Creek, yang hingga kini masih menjadi salah satu suhu tertinggi yang pernah tercatat di Bumi.

Tapi apa yang membuat Death Valley bisa begitu panas? Mengapa suhu di tempat ini bisa mencapai angka yang begitu ekstrem? Mari kita jelajahi beberapa faktor yang berperan dalam fenomena ini, serta bagaimana kehidupan bertahan di wilayah yang begitu panas.

Apa yang Membuat Death Valley Begitu Panas?

Letak Geografis yang Unik:

Death Valley terletak di kawasan gurun yang sangat rendah, berada sekitar 86 meter di bawah permukaan laut pada titik terendahnya, yaitu Badwater Basin. Lokasi ini menciptakan kondisi yang memerangkap panas, karena udara panas yang turun tidak bisa keluar, terperangkap oleh pegunungan yang mengelilinginya. Ini membuat suhu di Death Valley cenderung lebih panas daripada tempat-tempat lain yang berada pada ketinggian yang lebih tinggi.

Kondisi Meteorologis yang Ekstrem:

Death Valley juga sering mengalami cuaca yang sangat kering. Curah hujan yang sangat rendah (hanya sekitar 5 cm per tahun) membuat area ini sangat kering dan panas. Tanah yang tandus dan pasir yang luas menyerap panas dari matahari dan memantulkannya kembali ke udara, menciptakan suhu yang ekstrem.

Curah Hujan yang Hampir Tidak Ada:

Dengan sedikitnya hujan, kelembapan di udara sangat rendah. Kelembapan rendah ini juga membuat suhu siang hari sangat panas dan suhu malam hari bisa turun drastis, menciptakan perbedaan suhu harian yang ekstrem. Tanpa kelembapan untuk menahan panas, suhu dapat melambung sangat tinggi di siang hari.

Efek Albedo:

Tanah di Death Valley didominasi oleh pasir dan batu yang memiliki sifat memantulkan panas (efek albedo). Ini berarti bahwa radiasi matahari yang mencapai permukaan langsung dipantulkan ke udara, meningkatkan suhu lebih jauh. Selain itu, sedikit vegetasi di daerah ini berarti tidak ada penahan panas alami yang bisa menyerap panas tersebut.

Mengapa 56,7°C Begitu Ekstrem?

Rekor suhu 56,7°C yang tercatat pada 10 Juli 1913 merupakan suhu terpanas yang pernah tercatat di Hemisfer Barat dan hanya sedikit lebih rendah dari suhu tertinggi yang pernah tercatat di dunia 58°C (136,4°F) yang tercatat di Kuwait pada tahun 2016.

Suhu ini sangat ekstrem, dan meskipun angka ini belum lagi terpecahkan, suhu di Death Valley sering kali mendekati 50°C pada musim panas. Pada bulan Juli, suhu harian di Death Valley bisa melampaui 45°C hingga 50°C, dengan beberapa hari bahkan melampaui angka tersebut.

Suhu ekstrem seperti ini memberikan tantangan besar, baik bagi flora dan fauna yang mencoba bertahan hidup, maupun bagi manusia yang tinggal atau berkunjung ke daerah tersebut.


Jangan lewatkan untuk mengeksplorasi artikel fakta menarik lainnya di Kabar123:


Bagaimana Kehidupan Bertahan di Death Valley?

Meski kondisi di Death Valley sangat ekstrem, kehidupan tetap ada di sana. Namun, keberadaan makhluk hidup yang bisa bertahan hidup di lingkungan yang begitu panas sangat terbatas.

  • Tumbuhan: Beberapa spesies tumbuhan, seperti saguaro dan yucca, telah beradaptasi dengan baik di Death Valley. Mereka memiliki akar yang panjang untuk mencari air bawah tanah dan daun yang tebal untuk menyimpan kelembapan.
  • Hewan: Beberapa hewan, seperti ular, tikus kanguru, dan kelinci padang pasir, telah mengembangkan cara untuk bertahan di lingkungan yang sangat panas. Banyak dari mereka menjadi aktif pada malam hari ketika suhu lebih rendah, dan mereka lebih banyak bersembunyi di bawah tanah atau di tempat teduh selama siang hari.
  • Manusia: Bagi manusia, bertahan di Death Valley tanpa persiapan yang tepat adalah hal yang sangat sulit. Meskipun tidak ada pemukiman besar yang tinggal di area ini, beberapa orang bekerja di area ini, terutama yang bekerja di Taman Nasional Death Valley atau di kawasan tambang yang ada. Namun, mereka yang mengunjungi daerah ini harus sangat berhati-hati dengan suhu yang ekstrem dan memastikan bahwa mereka membawa banyak air dan perlindungan dari panas.

Rekor dan Pencatatan Suhu di Death Valley

Pengukuran suhu yang tercatat pada 10 Juli 1913 di Furnace Creek dilakukan dengan menggunakan alat pengukur suhu standar, yang memungkinkan suhu ekstrem tersebut tercatat dengan akurat. Meskipun ada beberapa kontroversi dan keraguan terkait pengukuran suhu tersebut karena beberapa perbedaan metode pengukuran zaman dahulu, rekor suhu tersebut tetap dianggap sebagai yang paling tinggi tercatat di Amerika Serikat dan menjadi simbol ekstremnya suhu di Death Valley.

Pencatatan suhu seperti ini sangat penting untuk memahami perubahan iklim dan bagaimana fenomena cuaca ekstrem dapat mempengaruhi wilayah gurun dan kawasan yang lebih luas.

Kesimpulan

Death Valley, dengan suhu tertingginya yang mencapai 56,7°C, adalah contoh nyata betapa ekstremnya kondisi cuaca di beberapa bagian dunia. Daerah ini merupakan salah satu tempat yang paling panas di Bumi, dan suhu yang tercatat di sana memberikan gambaran tentang tantangan yang dihadapi oleh ekosistem yang ada, serta manusia yang hidup atau berkunjung ke sana. Meskipun suasana yang keras ini tampaknya tidak ramah bagi kehidupan, alam tetap mampu menemukan cara untuk bertahan. Sebagai tempat yang menakjubkan dalam hal iklim ekstrem, Death Valley mengingatkan kita akan kekuatan dan kerentanannya, serta pentingnya menjaga kelestarian alam di tengah perubahan iklim global.

 

You May Also Like

About the Author: Kabar123

Blogger penyebar informasi dunia online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *